Another Source

wakno

Pages


Rabu, 28 September 2011

Jenis-jenis AKDR dan Kegunaannya


1. AKDR Non-hormonal
Pada saat ini AKDR telah memasuki generasi ke-4. karena itu berpuluh-puluh macam AKDR telah dikembangkan. Mulai dari genersi pertama yang terbuat dari benang sutra dan logam sampai generasi plastik(polietilen) baik yang diambah obat maupun tidak.
Menurut bentuknya AKDRdibagi menjadi :
1.Bentuk terbuka (oven device)
Misalnya: LippesLoop, CUT, Cu-7. Marguiles, Spring Coil, Multiload,Nova-T
2.Bentuk tertutup(closed device)
Misalnya: Ota-Ring, Atigon, dan Graten Berg Ring.
Menurut Tambahan atau Metal:
1.Medicated IUD
Misalnya: Cu T 200, Cu T 220, Cu T 300, Cu T 380 A, Cu-7, Nova T, ML-Cu 375
2.Un Medicated IUD
Misalnya: Lippes Loop, Marguiles, Saf-T Coil, Antigon. IUD yang banyak dipakai di Indonesia dewasa ini arijenis Un Medicated yaitu Lippes Loop dan yang dari jenisMedicated Cu T, Cu-7, Multiload dan Nova-T.
Pada jenis Medicated IUD angka yang tertera dibelakang IUD menunjukkan luasnya kawat halus tembaga yang ditambahkan, misalnya Cu T 220 berarti tembaga adalah 200mm2.
Menurut Hanafi (2003, hal: 216-23) IUD yang mengandung hormonal
1. Progestasert-T = Alza T
·         Panjang 36mm, lebar 32mm, dengan 2 lembar benang ekor warna hitam.
·         Mengandung 38 mg progesteron dan barium sulfat, melepaskan 65mcgprogesteron per hari
·         Tabung insersinya berbentuk lengkung
·         Daya kerja :18 bulan
·         Tehnik insersi: plunging?(modified withdrawal)
2. LNG-20
·         Mengandung 46-60mg Levonorgestrel, dengan pelepasan 20mcg per hari.
·         Sedang diteliti di Finlandia
·         Angka kegagalan /kehamilan angatrendah: ‹0,5 per 100wanita per tahun
·         Penghentian pemakaian oleh karena persoalan-persoalan perdarahan ternyata lebih tinggidibandingkan IUD lainnya, karena 25% mengalami amenore atau perdarahan hait yan sangat sedikit.
MEKANISME KERJA
1.  Mekanisme kerja AKDR sampai saat ini belum diketahui secara pasti, ada yang berpendapat bahwa AKDR sebagai benda asing yang menimbulkan reaksi radang setempat, dengan sebutan lekorit yang dapat melarutkan blastosis atau seperma.
Mekanisme kerja AKDR yang dililiti kawat tembaga mungkin berlainan.tembaga dalam konsentrasi kecilyang dikeluarkanke dalamrongga uterus juga menghambat khasiatanhidrase karbon dan fosfatase alkali. AKDR yang mengeluarkanhormon juga menebalkan lendirsehingga menghalangi pasasi sperma(Prawirohardjo, 2005).
2.   Sampai sekarang mekanisme kerja AKDR belum diketahui dengan pasti, kini pendapat yang terbanyak ialah bahwa AKDR dalamkavum uteri menimbulkan reaksi peradangan endometrium yang disertai dengan sebutan leokosit yang dapat menghancurkan blastokista atau sperma. Sifat-sifat dari cairan uterus mengalami perubahan-perubahan pada pemakaian AKDR yang menyebabkan blastokista tidak dapat hidup dalam uterus. Walaupun sebelumnya terjadi nidasi, penyelidik-penyelidik lain menemukansering adanya kontraksi uterus pada pemakaianAKDR yang dapat menghalangi nidasi. Diduga ini disebabkanoleh meningkatnya kadar prostaglandindalam uterus pada wanita(Wiknjoastro, 2005).
3.  Sebagai metode biasa(yang dipasang sebelum hubungan sexual terjadi) AKDR mengubah transportasi tuba dalam rahim danmempengaruhi sel elur dan spermasehingga pembuahan tidak terjadi. Sebagai kontrasepsi daruat(dipasang setelahhubungan sexual terjadi) dalam beberapa kasus mungkin memiliki mekanisme yang lebih mungkin adalah dengan mencegah terjadinya implantasi atau penyerangan sel telur yang telah dibuahi ke dalam dinding rahim(BKKKBN, 2003)
4.   Mnurut Saefuddin (2003), mekanisme kerja IUD adalah:
1.      Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi.
2.      Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
3.      AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu walaupun AKDR membuat sperma sulit ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi
4.      Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur ke dalam uterus
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN AKDR ATAU IUD
a. Keuntungan
1. Menurut Saefuddin (2004), hal MK 73. Keuntungan AKDR Non hormonal (Cu T 380A):
a.Sebagai kontrasepsi efektivitasnya tinggi
b.AKDR dapat efektf seger setelah pemasangan
c.Metode jangka panjang
d.Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
e.Tidak mempengaruhi hubungan sexual
f.Meningkatkan kenyamanan sexual karena tidak perlu takut untuk hamil
g.Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR(Cu T-380A)
h.Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
i.Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus
j.Dapat digunakan sampai menopause
k.Tidak ada intraksidengan obat-obat.
b. Kerugian
  1.  Menurut Saefuddin(2004). Kerugian AKDR (Cu T-380A) Non hormonal:
a.Efek samping yang umum terjadi:
·         Perubahan siklus haid.
·         Haid lebih lama dan banyak
·         Perdarahan(spotting) antar menstruasi
·         Disaat haid lebih sakit
b.Komplikasi lain :
·         Merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan.
·         Perforasi dinding uterus(sangat jarang apabila pemasangan benar)
·         Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
·         Tidak baik digunaka pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti pasangan
·         Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri
·         Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk mencegah kehamilan normal.
Efek samping dan komplikasi IUD hormonal dibagi menjadi 2 kelompok yaituL:
            1. Pada saat insersi
·         Rasa sakit atau nyeri.
·         Muntah, keringat dingin
·         Perforasi uterus
          2. Efek samping dan komplikasi IUD dikemudian hari:
·         Rasa sakit dan perdarahan.
·         Infeksi
·         Kehamilan intra-uterine
·         Kehamilan ektopik
·         Ekspulsi
·         Komplikasi lain.
CARA PEMASANGAN AKDR/IUD
Persiapan alat yang digunakan dalam pemasangan AKDR/IUD :
·         Bivale speculum.
·         Tanekulum(penjepit portio)
·         Sounde uterus(untuk mengukur kedalaman uterus)
·         Forsep
·         Gunting
·         Bengkok larutan antiseptic
·         Sarungtangan steril atau sarung tangan DTT
·         Kasa atau kapas
·         Cairan DTT
·         Sumber cahaya yang cukup untuk penerangan servik
·         AKDR(CuT-380A) atau Progestasert-T yang masihbelum rusak dan terbuka
·         Aligator(penjepit AKDR)
(Menurut Prawirohardjo (2005) Cara pemasangan AKDR atau Progestasert-T
Pemasangan AKDR sewaktu haid dan mengurangi rasa sakit dan memudahkan insersi melalui servikalis.
1.      Pemeriksaan dalam dilakukan untuk menentukan bentuk, ukuran danposisi uterus.
2.      Singkirkan kemungkinan kehamilan dan infeksi velvik
3.      Servik dibersihkan beberapa kali dengan larutan antiseptik
Iinspekulum, servik ditampilkan dan bibir depan servik dijepit dengan cunan servik, penjepit dilakukan kira-kira 2cm dari osteum uteri externum, dengan cunan bergerigi Saturday
4.      sambilmenarikservik dengan cunan servik, masukkanlah sounde uterus untuk menentukan arah sumbukanalis dan uterus, panjang kavum uteri, dan posisi osteum uteri internum. Tentukan arah ante atau retroversi uterus. Jika sounde masuk kurang dari 5 cmatau kavumuteri terlalu sempit, insersi AKDR jangan dilakukan
5.      tabung penyalur dengan AKDR di dalamnya dimasukkan melalui kanalis servikalis sesuai dengan arah dan jarak yang didapat pada waktu pemasangan sounde. Kadang-kadang terdapat tahanansebelum fundus uteri tercapai. Dalam hal demikian pemasangan diulangi
6.      AKDR dilepaskan dalam kavum uteri dengan cara menarik keluar tabung penyalur atau dapat pula dengan mendorong penyalur ke dalamkavumuteri, cara pertama agaknya dapat mengurangi perforasi oleh AKDR
7.      tabung dan penyalur kemudian dikeluarkan, filamen AKDRditinggalkan 2-3cm.

CARA PENCABUTAN AKDR
1.      Mengeluarkan AKDR lebih mudahjika dilakukan sewaktu haid
2.      Inspikulo filamen ditarik perlahan-lahan,jangan sampai putus AKDR-nya akan ikut keluar perlahan-lahan. Jika AKDR tidak ikut keluar dengan mudah, lakukan sounde uterus, sehingga osteum uteri internum terbuka. Sounde diputus 900 perlahan-lahan. Selanjutnya AKDR dikeluarkan seperti di atas
3.      Jika filamen tak tampak atau putus, AKDR dapat dikeluarkan ddengan mikro kuret. Kadang-kadang diperlukan anastesi paraservikal untuk mengurangi rasa nyeri
4.      Dilatasi kanalis servikalis dapat dilakukan dengan dilator atau tabung laminaria
5.      AKDR Lippes tidak perlu dikeluarkan seara berkala, jika posisinya baik, tidak ada efek samping, dan pasien masih mau memakainya. AKDR tersebut dibiarkan saja intra uteri. Hanya AKDR tembaga perlu dikeluarkan dan digant secara periodik(2-3tahun), sedang Progestasert-T 1-2 tahun.

MenurutSaefuddin(2004).PENANGANAN EFEK SAMPING AKDR
1.      Periksa apakah sedang hamil, apbila tidak, jangan lepas AKDR, lakukan konseling dan selidiki penyebab amenoreaapabila diketahui. Apabila hamil, jelaskan dan sarankan untuk melepas AKDR bila talinya terlihat dan kehamilan kurang dari 13 minggu. Apabila benang tidak terlihat, atau kehamilan lebih dari 13 minggu, AKDR jangan dilepas.Apabila klien sedang hamil dan ingin mempertahankan kehamilannya tanpa melepas AKDR jelaskan ada resiko kemungkinan terjadinya kegagalan kehamilan dan infeksi serta perkembangan kehamilanharus lebih diamati dan diperhatikan
2.      KejangPastikan dan tegaskanlah adanya PRP dan penyebab ain dari kekejangan. Tanggulangi penyebabnya apabila ditemuka. Apabila tidak ditemukan penyebabnya beri analgesik untuk sedikt meringankan. Apabila klien menglami kejang yang berat, lepaskan AKDR dan bantu klien menentukan metode kontrasepsi yang lain.
3.      Perdarahan pervagina yang hebat dan tidak teratur
Pastikan dan tegaskan adanya infeksi pelvik dan kehamiolan ektopik. Apabila tidak ada kelainan potologis, perdarahan berkelanjutan serta prdarahan hebat,lakukan konseling dan pemantauan. Beri ibu profen(800mg, 3x sehriselama 1 minggu) untuk mengurangi perdarahan dan berikan tablet besi(1 tablet setiap hari selama 1 sampai 3bulan).
4.      Benang yang hilang pastikan adanya kehamilan atau tidak. Tanyakan apakah AKDR terlepas. Apabila tidak hamil dan AKDR tidak terlepas, berikan kondom, periksa talinya di dalam saluran endoservik dan kavum uteri(apabila memungkinkan adanya peralatan dan tenaga terlatih) setelah masa haid briutnya. Apabila tidak ditemukan rujk ke dokter, lakukan x-ray atau pemeriksaan ultrasound. Apabila tidak hamil dan AKDR yang hilang tidak ditemukan, pasanglah AKDR baru atau bantulah klien menentukan metode lain.
5.      Adanya pengeluaran cairan dari vagina atau dicurigai adanya PRP
Pastikan pemeriksaan untuk IMS. Lepaskan AKDR apabila ditemukan menderita atau sangat dicurigai menderita gonorhoe atau infeksi klamidal, lakukan pengobatan yang memadai. Bila PRP, obati dan lepas AKDR sesudah 48 jam. ApabilaAKDR dikeluarkan beri metode lain sampai masalahnya teratasi.